Tuesday, 23 July 2019

Cricula trifenestrata

Biologi Cricula trifenestrata
C. trifenestrata disebut juga ulat kipat bersifat polifag dan sangat rakus.
Selain jambu mete larva ulat sutera ini juga menyerang alpukat, kenari, jambu,
kedondong, mangga, kakao, dan kayumanis (Kalshoven 1981).
C. trifenestrata termasuk serangga holometabola yaitu serangga yang
mengalami metamorfosis sempurna. Siklus hidupnya terbagi menjadi empat tahap
yaitu telur, larva atau ulat, pupa atau kepompong dan imago atau ngengat dewasa
(Gullan & Cranston 2000). Lamanya siklus hidup C. trifenestrata dari telur hingga
imago rata-rata 63 – 77 hari (Deptan 1995).

Telur
C. trifenestrata memiliki telur yang berkulit licin berwarna putih kekuningan,
berbentuk bulat lonjong dengan panjang 2.27 ± 0.15 mm, lebar 1.86 ± 0.12mm (Rono
et al. 2008). Telur diletakkan oleh induknya secara teratur, disusun rapi pada
pinggiran daun sebelah bawah atau tangkai daun dalam jumlah yang banyak. Jumlah
telur mencapai 200 - 325 butir per induk dengan fertilitas tinggi. Telur menetas
menjadi larva setelah 7 hari. Stadia telur sekitar 8 – 11 hari (Deptan 1995).

Larva
Menurut Rono et al. (2008) larva C. trifenestrata terdiri dari lima instar
dengan pergantian kulit empat kali. Perubahan larva dari instar 1 ke instar 5
membutuhkan waktu masing-masing 5 hari, sehingga fase larva berlangsung kurang
lebih 25 hari. Larva instar 1 berwarna kuning hingga kuning kecoklatan yang
kemudian akan berubah menjadi kuning kemerahan dengan kepala hitam. Bagian
thoraks terdiri dari 3 segmen dan tiap segmen terdapat sepasang kaki dan tubuhnya
ditutupi rambut-rambut halus. Bagian abdomen memiliki 5 pasang proleg yang
terdapat pada segmen abdomen ketiga hingga keenam dan segmen abdomen
kesepuluh. Larva instar 2 berwarna kombinasi dari kuning, merah dan hitam dengan
kepala coklat, tubuh ditumbuhi bulu-bulu halus. Larva instar 3, warna tubuhnya
adalah kuning kemerahan dengan kepala coklat, tubuhnya ditumbuhi bulu-bulu halus
berwarna putih dan bagian ventralnya berwarna merah. Larva ini bergerak lebih
aktif, memakan lebih banyak dan ukuran bertambah dibandingkan 2 instar
sebelumnya. Larva instar 4 berwarna mirip dengan instar 5 namun berbeda dalam
ukuran. Larva instar 5 berwarna merah dengan kepala merah tubuhnya ditumbuhi
bulu-bulu halus berwarna putih agak kasar dan terdapat garis hitam melingkar mulai
dari kepala sampai abdomen.
Hasil penelitian Rono et al. (2008) mengenai ukuran larva instar 1 hingga
instar 5 menunjukkan peningkatan panjang rata-rata dari 4.08 ± 0.15 hingga
81.49 ± 0.23 mm dan lebar rata-rata dari 2.17 ± 0.18 hingga 11.22 ± 0.22 mm.
Pupa
Prapupa merupakan suatu tahapan dimana larva instar 5 mulai berubah bentuk
menjadi pupa. Pada awal periode prapupa, larva mulai berhenti makan, mulai
berkurang keaktifannya, tidak bergerak cepat lagi dan memilih tempat terlindung
untuk pupasi. Menurut Rojak (2001) dari instar 5 sampai menjadi prapupa
membutuhkan waktu 8 - 9 hari, sedangkan pupasi atau proses terbentuknya pupa
berlangsung selama 3 - 5 hari. Ukuran pupa betina lebih panjang dan lebar dari pupa
jantan.
Hasil penelitian Rono et al. (2008) mengenai ukuran pupa menunjukkan
bahwa panjang dan lebar rata-rata pupa jantan adalah 31.64 ± 0.37 mm dan
10.61 ± 0.31 mm, sedangkan panjang dan lebar rata-rata pupa betina adalah
35.57 ± 0.40 mm dan 12.58 ± 0.31 mm.
Pupa C. trifenestrata terbungkus dalam kokon yang berbentuk jala rapat
berwarna kuning emas . Dalam keadaan normal stadia pupa antara 21 - 26 hari, tetapi
apabila keadaan tidak menguntungkan dapat terjadi sampai 3 bulan (Deptan 1995).
Penundaan perkembangan dari stadia pupa menjadi imago dikenal sebagai diapause.
Masa istirahat yang relatif panjang ini dapat dihentikan dengan cara memberikan
rangsangan fisik/ lingkungan berupa perlakuan fotoperiode (Rachman 2001).
Hasil penelitian Rono et al. (2008) mengenai ukuran kokon menunjukkan
bahwa panjang dan lebar rata-rata kokon jantan adalah 41.98 ± 0.55 mm dan
12.31 ± 0.29 mm, sedangkan panjang dan lebar rata-rata kokon betina adalah
50.89 ± 0.43 mm dan 16.22 ± 0.31 mm.
Imago
Serangga dewasa C. trifenestrata adalah serangga nokturnal, berwarna
kekuningan hingga kemerahan. Jantan memiliki dua spot gelap pada sayap depan,
sedangkan betinanya memiliki tiga spot transparan yang tidak teratur pada sayap
depan dan satu spot pada sayap belakang. Pada bagian dekat dasar sayap depan
nampak garis hitam berombak. Kepala, torak, abdomen dan appendiks ditutup oleh
sisik yang berwarna coklat kekuningan. Antena bipektin panjang dengan jumlah
segmen yang tidak terdefinisi. Antena jantan lebih lebar dari betina. Segmen
abdomen terakhir betina lebih lebar dari jantan. Ukuran tubuh betina lebih besar dari
jantan.
Hasil penelitian Rono et al. (2008) mengenai ukuran imago menunjukkan
bahwa panjang dan lebar rata-rata imago jantan adalah 22.35 ± 0.31 mm dan
32.02 ± 0.28 mm, sedangkan panjang dan lebar rata-rata imago betina adalah
32.48 ± 0.34 mm dan 74.14 ± 0.36 mm.

Foto siklus hidup Cricula trifenestrata


Metamorfosis kupu-kupu




No comments:

Post a Comment